Induksi dan Deduksi
Ada dua cara berpikir yang
dapat di gunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu melalui dua
jalan atau dua pola dasar, antaralain :
A. Induksi
Induksi adalah proses
berpikir di dalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian atau pristiwa-pristiwa
dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang
lebih umum seperti :
- Besi di panaskan memuai
- Seng di panaskan memuai
- Emas di panaskan memuai
- Perak di panaskan memuai
- Besi, Seng, Emas dan Perak
adalah logam
- Jadi : Setiap logam yang di
panaskan akan memuai.
- Kita dapat berpikir secara
ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus individual.
- Pernyataan yang di hasilkan
melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses penalaran selanjutnya
baik secara Induktif dan Deduktif.
Ada dua macam Induktif
adalah sebagai berikut :
a. Induksi Sempurna
Jika putusan umum itu
merupakan penjumlahan dari putusan khusus, maka Induksi itu sempurna misalnya :
Jika dari masing-masing
Mahasiswa pada suatu Fakultas, diketahui bahwa ia warga Negara Indonesia. Maka
dapat diadakan putusan (umum) semua Mahasiawa Fakultas itu warga Negara
Indonesia.
b. Induksi tidak
Sempurna
Jika putusan umum dari Induksi
yang bukan merupakan penjumlahan, melainkan seakan-akan loncatan dari yang
khusus kepada yang umum, itulah Induksi yang tidak sempurna.
Induksi tidak sempura ada
dua macam lagi demi sifat yang di milikinya dalam kekuatan putusan yang
ternyata :
- Dalam ilmu alam (sciences)
utusan yang tercapai melalui Induksi tidak sempurna berlaku umum, mutlak,
jadi tak ada kecualinya. Hukum air mengenai pembekuannya tak mengizinkan
pengecualiannya. Tidak ragu-ragu ilmu berani meramalkan tentang pembekuan
itu.
- Ketika ilmu mempunyai objek
yang terjadi bisa kena pengaruh dari manusia yang sedikit banyaknya dapat
ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan Ilmu, maka pula
hal lainnya. Ilmu tersebut di namakan Ilmu sosial serta objek
penyelidikannya terpengaruhi oleh kehendak manusia.
B. Deduksi
Deduksi adalah proses
pemikiran di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan
pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir dari hal yang bersifat umum
menuju pada hal yang bersifat khusus seperti:
- Semua makhluq yang bernyawa pasti
mati
- Manusia adalah makhluq yang
bernyawa
- Tumbuhan adalah makhluq yang
bernyawa
- Hewan adalah makhluq yang
bernyawa
- Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan
pasti akan mati
Penalaran Deduksi mempunyai
dua sistem adalah sebagai berikut :
1. Sistem Tertutup
Dalam pembahasan ini ada
beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;
a. Ganbar ini adalah sebuah
Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama.
Ini merupakan contoh
pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari defenisi Jajaran Genjang (Empat
segi sisi yang berhadapan sejajar) serata ,merima semua dalil dan batasan
tentang garis lurus dan garis sejajar, maka denga satu rangkaian
langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi yang berhadapan itu sama. Dalam
contoh ini semua premis (titik pangkal atau data yang di ketahui) di rumuskan
dalam istilah Jajaran Genjang, dan kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan
tak perlu di ragukan lagi.
b. Jumlah ketiga sudut
sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180
derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh
dari luar yang dapat menggoyakan kepastian kesimpulan terfsebut.
2. Sistem Terbuka
Suatu kesimpulan itu pasti
apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa kesimpulan yang di
tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang mengatakan sebaliknya
itu salah.
Contoh :
Jangan berenang di air yang
sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit.
Ini jelas merupakan suatu
jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau orang lain di tariklah suatu
kesimpulan yang umum : berenang di dalam air yang kotor menyebabkan penyakit
kulit. Apakah pasti setiap orang akan kena penyakit? Mungkin, Tetapi, Belum
tentu !
C. Pedoman Kerja
Hasil yang di harapakan
dari logika adalah agar kita cakap berpikir sendiri dan bersikap logis serta
kritis. Sikap kritis tidaklah berarti suka membantah dan mengkritik serba suka
menentang dan menantang melainkan berpikir dulu, mengidentipikasi duduknya
perkara, menyelidiki dulu dan tidak begitu saja menerima suatu pendapat atau
penjelasan-penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar.
D. Sepuluh Pedoman
Penalaran
- Pikirkan sendiri
- Pikir dulu sebelum bartindak
- Pikirkan secara objektip
- Pikirkan dua kali
- Pikrlah untik jangkah panjang
- Bersikap terbuka
- Bersikap kritis
- Bersikap optimis
- Bersikap jujur
- Bekerja dan berpikirlah secara
teratur dan berencana
Sumber :
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/induksi-dan-deduksi.html
0 komentar:
Posting Komentar