KPK VS POLRI
Kisruh KPK dan Polri dinilai menyimpan motif kekuasaan yang
sangat kental. Pada saat bersemangat memberantas korupsi, tiba-tiba KPK
dihambat dengan kriminalisasi yang sistematis. Pimpinan KPK dilaporkan telah
terlibat sejumlah persoalan hukum. Partai penguasa dinilainya tak terima dengan
semangat KPK yang getol memberantas korupsi di tingkat elite. Mereka ingin agar
kepentingannya melantik Komjen Budi Gunawan sebagai kepala Polri berjalan
mulus.
Emrus menjelaskan, ada
orang-orang penentu di baliknya. Mereka adalah pemimpin parpol pengusung Jokowi pada pilpres kemarin.
Kemudian, ada individu yang kuat dan berpengaruh. Di PDI-P, ada Ketua Umum
Megawati Soekarnoputri. Di Nasdem, ada Surya Paloh. Kemudian, ada Jusuf Kalla
dan sejumlah figur yang dinilainya cukup menjadi sorotan dalam kasus ini. "Mereka
disebut 'king maker'," imbuh Emrus.
Mereka memang menjadi
penyokong Jokowi untuk menang pada pilpres kemarin. Namun, mereka tak perlu
mengatur jalannya pemerintahan saat ini. "Soal Kapolri misalnya, boleh
saja mengusulkan, tetapi tak boleh memaksa. Biarkan Presiden menentukan dengan
bijak," imbuh Emrus.
Pemilihan kepala Polri
selama ini terlalu politis karena melibatkan banyak pihak. Secara normatif,
Kompolnas memberi penilaian. Namun, secara politis, ada kekuatan politik yang
dimainkan para "king maker" untuk menentukan nama-nama kepala
Polri. "Akhirnya, banyak yang tersita untuk kepentingan politik ini,"
kata Emrus. Pihaknya mengimbau agar semua pihak berkepala dingin dalam
menyikapi situasi yang ada. Jangan sampai kekisruhan antara Polri dan KPK semakin
diperuncing lagi. Keduanya harus bisa berdampingan agar penegakan hukum
berjalan dengan baik.
Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2015/01/27/18211771/Ada.Motif.Kekuasaan.di.Balik.Konflik.KPK.Vs.Polri
0 komentar:
Posting Komentar