Rabu, 15 Oktober 2014

Dampak Globalisasi Pada Kebudayaan Indonesia



Dampak Globalisasi Pada Kebudayaan Indonesia



Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Namun sayangnya globalisasi telah menyeret sebagian besar masyarakat Indonesia kepada degradasi peradaban dan kebudayaan. Hal ini terlihat dengan sering kita jumpai budaya asli suatu daerah telah banyak ditinggalkan dan diganti dengan budaya yang lebih “modern”. Sebagian golongan tertentu mengelak jika globalisasi telah berpengaruh pada kebudayaan bangsa Indonesia. Tetapi, dapat kita lihat sendiri bahwa arus deras yang bernama globalisasi telah menyeret kebudayaan Indonesia kearah suatu “perubahan”. Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia .Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.

Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).

Budaya yang masuk ke Indonesia tentunya tidak semuanya bersifat positif dan tidak semuanya bersifat negatif. Masyarakat Indonesia terkadang lebih suka ikut-ikutan saja, tanpa memandang baik atau buruknya dari suatu hal yang baru. Justru disinilah inti dari permasalahannya, apabila masyarakat Indonesia mau menyaring kebudayaan tersebut sebelum menerapkannya di kehidupan sehari-hari, pastinya banyak kebudayaan-kebudayaan luar yang berguna unutk diterapkan bagi masyarakat Indonesia.

Sumber :