Jumat, 31 Mei 2013

Manusia dan Penderitaan


Manusia dan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya  menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus dihadapinya sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar dari biasanya.
Gejala awal bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
  1.  Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
  2.  Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.


Selain itu, ada juga beberapa tahap-tahap gangguan kejiwaan yaitu :
  1. Gangguan kejiwaan dapat terlihat dari gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmani maupun rohani.
  2. Usahanya untuk mempertahankan diri dengan cara negative.
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan akan mengalami gangguan.


Beberapa penyebab timbulnya kekalutan mental, yaitu :
  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
  2.  Terjadinya konflik sosial dan budaya.
  3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.


Proses kekalutan mental yang dialami seseorang dapat mendorongnya berperilaku  kearah positif dan negative :
o   Positif : trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap maju dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah mengalami  kejatuhan dalam hidupnya.
o   Negatif : trauma yang dialami tetapi terlalu berlarut-larut sehingga yang bersangkutan  mengalami frustasi atau tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.


Bentuk-bentuk frustasi antara lain :
  • Agresi : kemarahan yang berlebihan akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang di sekitarnya
  • Regresi : kembali pada pola perilaku yang primitif atau kekanak-kanakan
  • Fiksasi : peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
  • Proyeksi : usaha melemparkan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain
  • Identifikasi : menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya.
  • Narsisme : mencintai diri sendiri dengan cara yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain
  • Autisme : menutup diri secara total dari dunia real, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, dan ia merasa puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang tidak wajar.


Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
  1. Kota – kota besar
  2. Anak-anak muda
  3. Wanita
  4. Orang yang tidak beragama
  5. Orang yang terlalu mengejar materi



Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
  1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
  2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan


Penderitaan juga dapat berupa siksaan atau penyiksaan. Asal kata (Bahasa Inggris: torture) yang digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala sesuatu atau tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai suatu cara introgasi untuk mendapatkan pengakuan. Selain itu, siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.

Siksaan-siksaan yang bersifat Psikis, yaitu :
  • Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan mana yang akan mereka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
  • Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri. Faktor ini juga dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia.
  • Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.


Sebab-sebab orang merasa ketakutan :
  • Claustrophobia : takut terhadap ruang tertutup
  • Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka
  • Gamang : takut berada di tempat ketinggian
  • Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap
  • Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit
  • Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan


Sumber :
PENGERTIAN PENDERITAAN

0 komentar:

Posting Komentar